Pages

28.10.12

Sassy Post Is Sassy.

---direpost dari blog teman saya, http://yugaputri.blogspot.com/ yang juga dia repost dari teman saya yang lain http://tarasistahautism.blogspot.com/ [semacam repost-ception]---

"Malam ini, satnite berubah jadi sadnite. Dasar, Mblo." 

"Pengen nonton perahu kertas tapi nggak ada temen. Nasibmu, Mblo." 

Tiap saya membaca timeline, embel-embel "Mblo" selalu mengikut kalimat apapun yang di-tweet orang-orang yang umumnya saat malam minggu. Oke, saya emang dusun dan upay jadinya nggak tahu apa itu "Mblo".
"Apa sih, Mblo itu?" 

"Oh, Mblo itu Jomblo. Makanya jangan jadi, Mblo." 

Washenk. Embla emblo lagi ujung-ujungnya.

Jadi ternyata, Mblo adalah panggilan untuk orang-orang jomblo. Kayak misalnya nama Adit dipanggilnya Dit. Nama Jihan dipanggil Han. Jomblo dipanggil Mblo. Ngerti nggak? Aku juga nggak ngerti sih...

Apa yang salah dengan Jomblo?

Apakah kalau kita nggak punya pacar, nggak gaul terus dunia bakal kiamat terus saya harus loncat dari puncak gunung merapi tapi semedi dulu di gunung merbabu dan melewati gunung slamet?

Apakah kalau kita nggak punya pacar kita nggak dapet uang saku lagi?

Terus kalau nggak punya kita nggak bisa ngerjain Trigonometri gitu ya?

Dan yang lebih parah adalah, yang nggak jomblo (kita sebut kaum nonmblo) suka mengolok-olok kaum Mblo. Dan ternyata jomblo-jomblo kurang belaian ini sangat sensitif. Sepertinya kenyataan mereka adalah kaum mblo adalah kenyataan yang paling menyakitkan. Seperti aib keluarga. Yang kalau ketahuan, mungkin bakal sama hebohnya dengan anggota yang nonton video porno saat sidang.

Berikut ini adalah daftar 
tweet kaum Mblo yang paling sering muncul di timeline

1. "Enaknya pergi kemana yah? Ah, Mblo sih."
Memangnya kalau kamu Mblo kamu bakal tiap hari galau gundah gulana mau pergi kemana? Nggak tau arah jalan pulang dan sekalian berubah jadi butiran debu?

2. "
Belum dijemput. Nggak ada yang nganter pulang. Mblo, mblo."
Punya pacar cuma buat nganterin pulang? Sopir taksi masih banyak kok.

3. "
Makan dulu gih, Mblo. Ntar sakit. Terus kalau sakit ada yang peduli? Mblo." 
Terus orang tua kamu yang banting tulang cari duit buat kamu sekolah, ngerawat kamu dari kecil dan paling khawatir saat kamu sakit itu kamu anggap apa ya?

4. "Sendirian, sepi. Mblo sih."
Kamu anggap apa teman-teman yang sayang sama kamu, saudara kamu, orang tua kamu yang cintanya setengah mati sama kamu? Lalu kemana kamu berdoa selain kepada Tuhan kalau kamu benar sendirian?

So, para kaum Mblo. Berhati-hatilah memilah kata yang akan kalian ungkapkan. Yang nggak ada, jangan diada-adakan. Yang ada, juga jangan nggak diada-adakan. Jangan salah, Mblo itu pangkal kaya. Udah nggak keluar pulsa untuk sms, nggak keluar duit buat beli kado anniversary dsb, dst, dll. Jadi semisal kamu mau beli iPad, kalo kamu Mblo mungkin dalam waktu dua tahun kamu bisa beli iPad. Tapi kalau kamu nonmblo, mungkin sekitar empat atau lima tahun lagi kamu bisa beli iPad.

Buat kaum nonmblo, jangan sombong. Bisa aja kalian pacaran cuma karena gengsi, cuma karena lagi kepingin atau yang parah, cuma nafsu belaka. Justru kalian harus bersiap untuk disakiti, karena suatu saat pacar kamu 
pasti bakal meninggalkan kamu.

"Single doesn't mean you're lonely. 
It maybe simply means that God knows 
you're the best with or without him or her."

20.10.12

"you love me, real or not real?"

akhirnya.

setelah berbulan-bulan, mencuri-curi waktu disela-sela kesibukan, meniatkan diri untuk menyelesaikan apa yang sudah dimulai..

setelah melewati berbagai halangan untuk menyelesaikannya, akhirnya Allah memberiku kesempatan untuk itu..













I'VE FINISHED THE HUNGER GAMES TRILOGY. THE THIRD BOOK, I FINISHED IT!




happy and satisfied are understatements about how I felt when I finally read the very last line in that book. I was bursting with joy. it sounds over-reacting, I know, tapi benar-benar butuh perjuangan untuk menyelesaikan buku ini.

bukan apa-apa, tapi memang gitu. tau nggak aku pinjem (ya, itu bukan novelku sendiri, itu pinjem) buku ini dari bulan apa? bulan Juni. kres porasyangar. baru aku selesaikan di bulan September. faktor-faktornya ya:

  1. yang pertama, males. jelas sebelumnya aku udah menyelesaikan 2 buku sebelumnya, dan ternyata ketiga-tiganya berbahasa Inggris. masalah ngedong sih ya ngedong, tapi jelas bacanya nggak selancar kalau aku baca buku yang berbahasa atau ditranslasikan ke bahasa ibu. alhasil aku kadang menemukan kata yang belum pernah aku denger sebelumnya, dan karena males buka kamus, aku mengandalkan insting dan pertaksiran. semacam Spider-man gitu, yang punya Spider Instinct. berarti nek aku namanya Astri Instinct gitu ya? mueheheh. duh malah ngelantur.
  2. nggak ada pembatas buku. waktu aku baca The Hunger Games dan Catching Fire, kedua novel itu ada pembatasnya. di novel ketiga ini, mbuh ya kenapa nggak ada -.- berdampak deh ke proses baca-ku, nambah ke faktor malas-ku, karena harus nginget-nginget tadi sampai halaman berapa itu rempina banget (yang minjemin novel nggak bolehin dilipet halamannya).
  3. sibuk. sebelum masuk SMA, aku men-delay progres baca buku ini karena males. mulai masuk SMA, bener-bener nggak ada waktu. rasanya seluruh badan ini males banget bahkan buat diseret ke tumpukan buku yang belum dibaca (which is lumayan banyak) untuk ngelanjut baca jalan hidupnya Katniss yang wedyan-complicated-banget.
dan karena aku udah selesai baca novel itu, aku jadi tau endingnya ~ tenang aja bagi para Tributes yang belum tau akhirnya, aku nggak bakal ngasih spoiler kok :)) aku tau gimana rasanya dapet spoiler secara nggak sengaja, dan itu totally nggak asik..

cheers for my another checked bucket-list! may the odds be ever in your favor, people.

14.10.12

A Thought on “Best Friends”






Being best friends with someone doesn’t mean that you Skype twice a week at a specific time every time.  It doesn’t mean that you text each other all the time, or call every Sunday night before you go to sleep. You don’t have to litter their Timelines or their Ask Boxes with inside jokes or half-hearted “I love you”s in an attempt to keep the relationship as strong as it used to be. 
Because if you really are best friends, you shouldn’t have to do any of that stuff to still be best friends.  And you shouldn’t be upset if your counterpart in this relationship doesn’t do those things - people have lives beyond one friendship, and real best friends realize and respect that.  Being best friends shouldn’t be work. It shouldn’t be hard. You shouldn’t feel threatened that the relationship is going to break just because your contact is somewhat lacking. 
Being best friends with someone means that even when you’re apart for months, or sometimes even years, and you don’t keep up constant contact, and you both get other friends, and interests, and your personalities change, you still come back together at some point and you act like nothing has changed. Because nothing has. You’re still best friends. And if you feel like you need to prove that to each other, then you obviously never were. 

(via: trispriors[dot]tumblr[dot]com)


Best friends?

I've got a few.

aku tipe orang yang pengen sebanyak-banyaknya berteman dengan orang lain. tapi untuk sahabat.. aku sangat pemilih. aku punya 5 sahabat, terhitung dari pertama kali aku mengenal arti kata "sahabat" itu sendiri.


Angganis Phuntani Dewi




teman pertama di bangku SD. sayang banget sama dia. pernah berantem hebat., biasalah anak SD. pisah waktu SMP dan SMA. udah jarang banget main bareng, tapi aku masih menanggap dia sahabatku yang terbaik :)


Rima Afifah Putri




aku udah pernah cerita sedikit tentang dia di post sebelumnya. paling enak diajak curhat. she's not that into giving me advices setiap aku curhat, tapi sikapnya dia sekalipun waktu dengerin curhatanku itu udah bisa bikin tenang dan beban-beban itu terasa lebih ringan. she laughs with me, calms me when I cry, get crazy with me, does weird things with me. when no one cares about me, she's there, and I thank God for giving me a bestfriend like her. :)


Dyah Puspitasari



setiap ngobrol sama makhluk ini pasti bawaannya cekcok, debat, nggosip, curhat, atau ejek-ejekan. setiap cerita sesuatu pasti sesuatu yang nggak penting. kalau belum kenal baik dia pasti prasangkanya yang jelek-jelek, yang atos lah, yang judes lah (sakjane yo bener sih). but she's quite the caring, kalau topiknya udah nyambung ke masalah yang serius pasti dia mau ndengerin dengan baik. also one of my 'living diary'. :)


Humaira Rahma Zuha



sifat dan tingkah lakunya 180 derajat dibanding aku. sampai banyak yang tanya ke dia, 'kamu kok mau e temenan sama dia?' nyebelin banget nggak sih -_- kalem, pinter, bijak, dan aslinya sedikit pendiem tapi sudah aku kontaminasi dan dia jadi nggak 100% kalem kayak dulu, muahahahahaha *ketawa setan* got nothing more to say about her, she's the best friend one could ever ask for. :)


Alwan Brilian Dewanta



namanya sudah aku ubah jadi Wanti, tadinya dia protes tapi sekarang sudah angkat bendera putih sepertinya. nggak jelas juga sih sahabat atau bukan, mungkin lebih ke, seperti dia bilang sendiri, 'filter masalah'. aku curhat ke dia, dia lalu ngasih saran atau komentar tentang curhatan itu. lebih sering ejek-ejekan juga sih sebenernya. tapi suwer asik banget curhat ke cowok, kerasa bedanya dibanding curhat ke cewek. :)



..perlu diketahui, tidak satupun orang-orang yang aku tuliskan diatas, bersekolah di sekolah yang sama dengan aku saat ini. bahkan aku sudah terpisah dengan Angga sejak masuk SMP. sisanya, kami berpisah di SMA.

oh well, I guess I can bear with that.

hopefully.


and if the people I wrote on this post saw this, all I want to say to you is that I love you guys, whole-heartedly. y'all the people who are willing to listen to me, care about me, and being there for me when everyone treats me like I'm a dust: unimportant, annoying, obnoxious. needless to say, I'm grateful for having all of you taking parts in the long journey that is my life.


Something to Think About

jadi, sore ini, seperti biasa aku melakukan ritual hari Minggu bareng keluarga (minus 1 orang karena dia belum pulang dari camping.) setelah selesai dari kegiatan membersihkan makam papa dan baca do'a, aku iseng ngajak ngobrol mama.
A: ma, temenku ada yang rumahnya deket sini lho.
M: oya?
A: iya. dia pernah juga tanya gini ke aku, "kamu kangen papamu nggak Trek?" aku jawab "kangen lah. tapi aku tiap minggu ke makam kok." terus dia bilang "aku juga kangen keluargaku nih."
M: emang keluarganya dimana?
A: di luar kota.
M: walah, cuma di luar kota. kalau kangen kan bisa telfon. kamu kalau kangen ya cuma bisa bayangin muka papa aja.
A: ya tapi kan tetep kasihan, cewek lagi.
M: yaudah nggak usah dipikirin. kalau soal kayak gitu, kamu 'lihat ke bawah'. banyak yang lebih menderita dari kamu. ada yang orangtuanya dua-duanya meninggal. ada yang udah ditinggal sejak kecil. nggak cuma kamu yang kehilangan bapak.
A: hmm.
M: kata Mamah Dedeh, kalau soal itu kita 'lihat ke bawah'. tapi kalau soal ibadah, kita 'lihat ke atas'. misal 'kok dia bisa tahajud tiap hari, masa kita enggak, kok dia bisa sholat 5 waktu, kok kita enggak'.
A: iya, iya. ada juga kok kenalanku yang ditinggal bapaknya sejak SD.
M: makanya. kamu harus bersyukur walaupun ditinggal tapi hidupmu nggak susah. kita harus selalu bersyukur dengan keadaan kita sekarang, gimanapun itu, karena pasti banyak yang lebih menderita dari kita.

7.10.12

Lebenslangerschicksalsschatz

Klaus; on How I Met Your Mother:
"There is a word in German, Lebenslangerschicksalsschatz. And the closest translation would be 'lifelong treasure of destiny.' And Victoria is wunderbar, but she is not my lebenslangerschicksalsschatz. She is my beinaheleidenschaftsgegenstand. You know? It means 'the thing that is almost the thing that you want, but it is not quite'. 
"Lebenslangerschicksalsschatz is not something that develops over time. It's something that happens instantaneously. It causes swirling like the water of a river after a storm, filling you and emptying you all at once. You feel it throughout your body, in your hands, in your heart, in your stomach, in your skin. Have you ever felt this way about someone? If you have to think about it, you have not felt it. Everyone does eventually, you just never know when or where."


even the cereal guy is touched..


damn HIMYM.

anyway, I've posted too many HIMYM-related posts than I'd planned.. but oh well. as if anyone cares.

6.10.12

Masih.

Aku masih Astri yang dulu.

masih Astri yang hobi bercanda setiap saat.

masih Astri yang ideologi hidupnya berbeda dari kebanyakan orang.

masih Astri yang tidak mudah memberi kepercayaan ke orang lain.

masih Astri yang suka nyinyir.

masih Astri yang (ngaku) jarang galau.

masih Astri yang selera musiknya beda dari yang lain.

masih Astri yang nggak suka nyindir dan lebih memilih konfrontasi langsung.

masih Astri yang selalu berusaha buat ketawa, gimanapun keadaan moodnya saat itu.

masih Astri yang punya cita-cita setinggi langit.


...........masihkah? kalaupun iya, is that wrong? or the other way around? haruskah aku berubah? atau aku sudah berubah, hanya belum aku sadari? dan kalaupun aku masih dalam keadaan menyangkal dan sulit menerima kenyataan, akankah suatu hari nanti aku akan mengakuinya? mengakui kenyataan bahwa aku bukan aku yang dulu lagi? will I try to get back into my old self? will I stay just like that? or will I change again into a totally different person than I've ever been?


we'll see.