Pernah nggak kalian merasakan ini:
kamu pengen naruh suatu barang, misal komik yang bebannya ringan, di atas meja. kamu naruhnya terburu-buru. jadi secara nggak sengaja komik itu ketarik lagi dan malah jatuh ke lantai. kamu nunduk buat balikin itu ke atas meja. jatuh lagi. nunduk, ambil lagi. jatuh lagi. ulangi 4x.
menonton infotainment di TV dan berfikir, "apaan sih lu, kepo amat sama hidup orang." tapi kemudian sadar kalau infotainment itu juga menguntungkan bagi sang artis sendiri. you know, entertainment world business.
membaca tweet orang lain dan berfikir, "sok ceramah banget sih. emang situ sudah perfect?" tapi kemudian sadar kalau diri sendiri juga sering melakukan hal serupa.
dengan penuh kesadaran mengakui kalau masih kurang beribadah.
berperilaku ceria setiap saat, seakan-akan kamu nggak pernah mengalami masa-masa down seumur hidupmu. act like you own the world. like you're the most confidence person, when inside you're as insecure as no one would ever be.
saat lagi bercandaan atau ngobrol ringan sama temen-temen, tiba-tiba nggak ada angin nggak ada hujan kamu teringat hal paling menyedihkan yang pernah terjadi di hidupmu. yang kamu sama sekali nggak pernah berniat untuk me-recount lagi kenangan itu. yang sebenarnya pengen kamu simpan rapat-rapat di sudut otak yang kira-kira invisible di ingatan kamu. memories that you want them to vanish. disappear. fade.
kamu care dengan seseorang. hampir nyrempet cinta deh. eh, udah cinta malah. dia terlihat memiliki perasaan yang sama. tapi tiba-tiba lagi nggak ada hujan nggak ada petir, dia menjauh dari kamu. kamu menerima kenyataan itu dengan ikhlas walaupun sebelumnya sempet down juga.
tapi kadang kamu masih suka kepikiran.
keinget, masa-masa yang dulu.
nerima smsnya, senyum. bahkan kamu nge-set hpmu untuk membunyikan message alert khusus tiap hpmu menerima sms dari dia.
nge-save sms-smsnya yang terdengar sweet sekali di telingamu.
hingga suatu saat, kamu harus menghapus sesuatu yang sarat kenanganmu bareng dia.
sedih.
saat mulutmu berkata, "I've moved on." tapi otakmu menyindir sinis, "really bitch, really?"
sebenarnya bagian pentingnya adalah bagian terakhir sebenarnya cuma pengen numpang curcol karena bingung mau curhat ke siapa
kamu pengen naruh suatu barang, misal komik yang bebannya ringan, di atas meja. kamu naruhnya terburu-buru. jadi secara nggak sengaja komik itu ketarik lagi dan malah jatuh ke lantai. kamu nunduk buat balikin itu ke atas meja. jatuh lagi. nunduk, ambil lagi. jatuh lagi. ulangi 4x.
menonton infotainment di TV dan berfikir, "apaan sih lu, kepo amat sama hidup orang." tapi kemudian sadar kalau infotainment itu juga menguntungkan bagi sang artis sendiri. you know, entertainment world business.
membaca tweet orang lain dan berfikir, "sok ceramah banget sih. emang situ sudah perfect?" tapi kemudian sadar kalau diri sendiri juga sering melakukan hal serupa.
dengan penuh kesadaran mengakui kalau masih kurang beribadah.
berperilaku ceria setiap saat, seakan-akan kamu nggak pernah mengalami masa-masa down seumur hidupmu. act like you own the world. like you're the most confidence person, when inside you're as insecure as no one would ever be.
saat lagi bercandaan atau ngobrol ringan sama temen-temen, tiba-tiba nggak ada angin nggak ada hujan kamu teringat hal paling menyedihkan yang pernah terjadi di hidupmu. yang kamu sama sekali nggak pernah berniat untuk me-recount lagi kenangan itu. yang sebenarnya pengen kamu simpan rapat-rapat di sudut otak yang kira-kira invisible di ingatan kamu. memories that you want them to vanish. disappear. fade.
kamu care dengan seseorang. hampir nyrempet cinta deh. eh, udah cinta malah. dia terlihat memiliki perasaan yang sama. tapi tiba-tiba lagi nggak ada hujan nggak ada petir, dia menjauh dari kamu. kamu menerima kenyataan itu dengan ikhlas walaupun sebelumnya sempet down juga.
tapi kadang kamu masih suka kepikiran.
keinget, masa-masa yang dulu.
nerima smsnya, senyum. bahkan kamu nge-set hpmu untuk membunyikan message alert khusus tiap hpmu menerima sms dari dia.
nge-save sms-smsnya yang terdengar sweet sekali di telingamu.
hingga suatu saat, kamu harus menghapus sesuatu yang sarat kenanganmu bareng dia.
sedih.
saat mulutmu berkata, "I've moved on." tapi otakmu menyindir sinis, "really bitch, really?"
No comments:
Post a Comment