aku tahu, selama ini aku selalu menyebut diri sendiri sebagai 'kutu buku'. but tell you what, aku rasa aku belum bisa dipanggil dengan sebutan itu.
sejak hari Minggu kemarin, aku membaca sebuah buku. aku yakin kalian semua pasti tau tentang buku satu ini..:
yep, Perahu Kertas. I know, I know, I'm such an out-dated person, baru baca buku ini 4 hari yang lalu. buku seperti ini, baru aku baca 4 hari yang lalu.
..sebagai seorang tukang baca, saya merasa gagal.
dari kecil aku sudah dibiasakan membaca. aku bisa membaca sejak sebelum masuk TK karena dulu iseng-iseng ikut kakak yang diajari membaca oleh mama. alhasil, di TK aku selalu jadi 'mesin baca' teman-teman. kalau disuruh mengerjakan tugas di buku, mereka akan meminta aku membacakan perintahnya, considering I was the only one who could read among them.
buku pertama yang aku baca, kalau nggak salah sebuah komik. komik bisa disebut buku nggak sih..? bisa kan ya. but I was having hard times setiap kali membaca komik itu, tau sendiri kan, Conan itu banyak dialognya. satu balon kata aja bisa terisi penuh dengan tulisan. tapi komik itu jugalah yang membuatku jatuh cinta dengan cerita-cerita suspense, like Kindaichi, Q.E.D., C.M.B., atau yang berbentuk novel: Sherlock Holmes, atau karya-karya Agatha Christie termasuk kisah-kisah Hercule Poirot.
lho, kok malah ngelantur.
back to the main topic. aku sadar aku belum bisa disebut kutu buku, karena selama ini aku hanya membaca teen literature, atau chicklit, atau komik-komik. itu aku lakukan di masa SD dan SMP. di SMA ini, walaupun I barely have time to read books, aku sudah mematok tipe buku yang akan aku baca mulai sekarang: no more teenlit or chicklit. aku sudah merasa agak jenuh dengan alur novel sejenis itu yang kadang mudah sekali ditebak. tapi kalau komik.. sorry, I can't go a day without reading a manga. :B
sekarang aku akan memberikan pandanganku tentang Perahu Kertas, anggap saja semacam resensi, tapi nggak se-formal itu juga. aku tipe orang yang suka membahas sesuatu, dan kali ini aku akan membahas novel ini dari kacamata seorang manga-maniac, dan pembaca chicklit dari tahun ke tahun:
I must say, I'm impressed. ini buku Dee pertama yang pernah aku baca. tadinya aku malah nggak tahu kalau Dee itu penulis juga. aku pertama kali dengar namanya di zaman SD: waktu single-nya 'Malaikat Juga Tahu' itu sdang ngehits-ngehitsnya. I had no idea that she's an author too. wait, scratch that, she's a great author. aku terkesan dengan caranya merangkai kata sedemikian rupa yang akhirnya membentuk kalimat indah tanpa sedikitpun kesan 'memaksa' didalamnya. dia bisa menceritakan kisah dengan latar waktu menempuh beberapa tahun tanpa ada celah yang membuat kita sulit memahami cerita itu sendiri. tidak ada kesan 'terburu-buru' di cerita ini, yang ada hanya runtutan kisah anak manusia yang menyentuh hati setiap pembaca, membekas di hati dan bisa direnungkan intisarinya.
tapi ada satu hal yang saya nggak begitu suka dengan buku ini.
sejak awal aku memang bukan tipe cewek yang hobi menye. aku tidak, atau mungkin hanya belum, menaruh kepercayaan pada suatu hal yang orang sering sebut 'cinta'. cinta pada Tuhan, iya, pada rasul, iya, pada orangtua, iya, tapi pada lawan jenis? um, no thanks. aku nggak percaya dengan yang namanya 'menangisi seseorang berhari-hari, putus asa karena nggak bisa mendapatkan apa yang diinginkan. yang diinginkan tidak sesuai dengan kenyataan.' aku yakin Allah selalu beri yang terbaik untuk kita, why so serious? aku sering heran dengan orang lain yang galau berlarut-larut hanya karena satu orang. I mean, come on, what did they say about this? there's plenty of other fish in the sea. and I know I sounded like a little bitch who hasn't understood the true meaning of love. yet. tapi sejauh ini aku masih bermind-set seperti itu. maaf-maaf aja ye. jadi sikap Kugy yang rada 'depressed' waktu nggak bisa ketemu Keenan itu, well.. agak berlebihan buat aku. again, this is only my opinion.
oh, ada lagi. aku juga sedang berusaha menyelesaikan buku ini:
Lolita. another out-of-my-comfort-zone book. I knew, like, nothing about this book. the summary on the other side of this cover maybe seems like it sums up the whole story. well I tell you what, it doesn't. aku penasaraan banget dengan novel ini. I'll try to finish this book before my holiday ended, which just about a few days ahead. I'll be superrrr busy if the school started again. wish me luck!
sejak hari Minggu kemarin, aku membaca sebuah buku. aku yakin kalian semua pasti tau tentang buku satu ini..:
yep, Perahu Kertas. I know, I know, I'm such an out-dated person, baru baca buku ini 4 hari yang lalu. buku seperti ini, baru aku baca 4 hari yang lalu.
..sebagai seorang tukang baca, saya merasa gagal.
dari kecil aku sudah dibiasakan membaca. aku bisa membaca sejak sebelum masuk TK karena dulu iseng-iseng ikut kakak yang diajari membaca oleh mama. alhasil, di TK aku selalu jadi 'mesin baca' teman-teman. kalau disuruh mengerjakan tugas di buku, mereka akan meminta aku membacakan perintahnya, considering I was the only one who could read among them.
buku pertama yang aku baca, kalau nggak salah sebuah komik. komik bisa disebut buku nggak sih..? bisa kan ya. but I was having hard times setiap kali membaca komik itu, tau sendiri kan, Conan itu banyak dialognya. satu balon kata aja bisa terisi penuh dengan tulisan. tapi komik itu jugalah yang membuatku jatuh cinta dengan cerita-cerita suspense, like Kindaichi, Q.E.D., C.M.B., atau yang berbentuk novel: Sherlock Holmes, atau karya-karya Agatha Christie termasuk kisah-kisah Hercule Poirot.
lho, kok malah ngelantur.
back to the main topic. aku sadar aku belum bisa disebut kutu buku, karena selama ini aku hanya membaca teen literature, atau chicklit, atau komik-komik. itu aku lakukan di masa SD dan SMP. di SMA ini, walaupun I barely have time to read books, aku sudah mematok tipe buku yang akan aku baca mulai sekarang: no more teenlit or chicklit. aku sudah merasa agak jenuh dengan alur novel sejenis itu yang kadang mudah sekali ditebak. tapi kalau komik.. sorry, I can't go a day without reading a manga. :B
sekarang aku akan memberikan pandanganku tentang Perahu Kertas, anggap saja semacam resensi, tapi nggak se-formal itu juga. aku tipe orang yang suka membahas sesuatu, dan kali ini aku akan membahas novel ini dari kacamata seorang manga-maniac, dan pembaca chicklit dari tahun ke tahun:
I must say, I'm impressed. ini buku Dee pertama yang pernah aku baca. tadinya aku malah nggak tahu kalau Dee itu penulis juga. aku pertama kali dengar namanya di zaman SD: waktu single-nya 'Malaikat Juga Tahu' itu sdang ngehits-ngehitsnya. I had no idea that she's an author too. wait, scratch that, she's a great author. aku terkesan dengan caranya merangkai kata sedemikian rupa yang akhirnya membentuk kalimat indah tanpa sedikitpun kesan 'memaksa' didalamnya. dia bisa menceritakan kisah dengan latar waktu menempuh beberapa tahun tanpa ada celah yang membuat kita sulit memahami cerita itu sendiri. tidak ada kesan 'terburu-buru' di cerita ini, yang ada hanya runtutan kisah anak manusia yang menyentuh hati setiap pembaca, membekas di hati dan bisa direnungkan intisarinya.
tapi ada satu hal yang saya nggak begitu suka dengan buku ini.
sejak awal aku memang bukan tipe cewek yang hobi menye. aku tidak, atau mungkin hanya belum, menaruh kepercayaan pada suatu hal yang orang sering sebut 'cinta'. cinta pada Tuhan, iya, pada rasul, iya, pada orangtua, iya, tapi pada lawan jenis? um, no thanks. aku nggak percaya dengan yang namanya 'menangisi seseorang berhari-hari, putus asa karena nggak bisa mendapatkan apa yang diinginkan. yang diinginkan tidak sesuai dengan kenyataan.' aku yakin Allah selalu beri yang terbaik untuk kita, why so serious? aku sering heran dengan orang lain yang galau berlarut-larut hanya karena satu orang. I mean, come on, what did they say about this? there's plenty of other fish in the sea. and I know I sounded like a little bitch who hasn't understood the true meaning of love. yet. tapi sejauh ini aku masih bermind-set seperti itu. maaf-maaf aja ye. jadi sikap Kugy yang rada 'depressed' waktu nggak bisa ketemu Keenan itu, well.. agak berlebihan buat aku. again, this is only my opinion.
oh, ada lagi. aku juga sedang berusaha menyelesaikan buku ini:
Lolita. another out-of-my-comfort-zone book. I knew, like, nothing about this book. the summary on the other side of this cover maybe seems like it sums up the whole story. well I tell you what, it doesn't. aku penasaraan banget dengan novel ini. I'll try to finish this book before my holiday ended, which just about a few days ahead. I'll be superrrr busy if the school started again. wish me luck!